Selasa, 06 Agustus 2013

SERANGAN YAHUDI MELALUI RIBA


Bismillaahirrahmaanirrahiim, Buka Hati, Fikiran & Bacalah,

Kita semua perlu menyadari bahwa seluruh aspek kehidupan kita sebagai muslim Indonesia telah jatuh dalam jeratan lintah darat perbankan atau segelintir pemilik modal (riba). Bankir atau rentenir adalah sekelompok minoritas yang menguasai mayoritas, itulah yang sebenarnya terjadi. Mereka hari ini menjajah dan menindas kita melalui sistem riba yaitu bank, kredit berbunga dan uang kertas yang hakikatnya adalah secarik kertas yang tiada bernilai selain benda intrinsiknya.


"Riba tidak hanya terbatas pada mata uang, hutang-piutang dan bunga, tetapi termasuk juga menaikkan dan menurunkan timbangan, manipulasi (korupsi), permainan harga, kredit berbunga, pemerasan, pajak tidak bertepi, monopoli dan penimbunan semua adalah bagian dari riba yang merusak keseimbangan hidup. Sistem riba ini telah menjadi amalan yang dilegalkan oleh sistem hukum atau undang-undang, dari awal Indonesia merdeka ini telah dirancang untuk melindungi bankir lintah darat dari oligarki keuangan tersebut. Riba adalah kebalikan dari perdagangan, keduanya tidak sama. Rentenir atau bankir hidup orang yang hidup dari riba, mereka adalah musuh dalam selimut, musuh Allah dan Rasul. Allah dan Rasul menyatakan perang terhadap tukang riba atau periba."

Sistem riba ini menjadikan bankir atau rentenir (minoritas) dapat berkuasa atas semua orang (mayoritas) dan juga sumber alam bumi muslim Indonesia, hanya dengan menggunakan secarik kertas yang dibubuhi nilai khayal maka berpindahlah seluruh aset muslim di Indonesia kepada minoritas ini. Dengan nilai khayal dalam secarik kertas dan hutang berbunga maka minoritas ini telah memperbudak mayoritas muslim Indonesia, memeras keringat dan merampok kita semua. Aset nyata seperti kekayaan alam dan kehidupan kita ditukar dengan sesuatu yang tidak nyata, uang kertas yang diciptakan dari angin.

Tidak salah apa yang dikatakan oleh Goethe bahwa uang kertas adalah ciptaan setan memiliki korelasi dengan pemikiran Imam al-Ghazali yang menyatakan bahwa hikmah penciptaan dinar dan dirham tidak akan ditemukan di dalam hati yang berisi sampah hawa nafsu dan tempat permainan setan. Dengan demikian, Islam yang dipahami oleh Imam Ghazali dan Goethe membuahkan pemahaman yang sama, yaitu Dinar dan Dirham sebagai mata uang yang diciptakan oleh Allah, sedangkan uang kertas ciptaan setan.

Akibat dari sistem riba, dengan bank dan uang kertas sebagai mahkota kepalsuan, maka tercipta pula kepalsuan hidup: harga palsu, barang palsu, pemerintahan dan pemimpin palsu, hukum palsu, istri palsu, cinta palsu, anak palsu dan pasar palsu. Semua ini dapat kita lihat dalam sistem politik, sistem produksi, sistem perdagangan, sistem pendidikan dan sosial, sistem pengobatan dan sistem hukum hari ini, semua dibangun dari model kepalsuan uang mainan tersebut. Inilah Islam hari ini.

Maka selama muslim tidak mau mengerti, sadar dan segera berubah terhadap hal ini, maka secara langsung dan tidak langsung kita telah mendukung sistem riba tersebut, bahkan orang Islam, lembaga Islam dan pemerintah yang katanya muslim telah ikut melindungi dan mempertahankan sistem riba ciptaan kafirun, musyrikun dan munafikun, artinya kita sendiri telah ikut melestarikan dan memperkuat sistem riba ciptaan musuh-musuh Alah dan rasul. Apakah kita akan terus diam?

Kita perlu melihat sekeliling, kita dikepung oleh sistem riba, kamu dibuat tidak punya pilihan. Untuk menjadi manusia mandiri, berdagang, bertani, berkebun dan merdeka dari sistem riba adalah suatu hal yang hampir mustahil, sebaliknya untuk menjadi budak upahan baik dikantor ataupun dipabrik, bukan pilihan tapi terpaksa dilakukan untuk bertahan hidup. Kalaupun ada pilihan itu adalah bagian yang sudah disiapkan sistem riba tersebut. Sumber alam, bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya telah di monopoli oleh segelintir orang atau pemilik modal (riba). Tanya kenapa?

Untuk mengalihkan perhatian semua orang terhadap isu yang sebenarnya ini, maka khalayak perlu diberi kesibukan, dibuatlah partai, pemilu, pilkada, konflik, organisasi publik, acara pagelaran lagu, ritual keagamaan, lintas agama, fitnah dan ghibah disebarkan, panggung musik dan sandiwara, berita sensasi, acara TV dan iklan, perang, demokrasi dan tentu dengan bingkai kebebasan, persamaan dan persaudaraan palsu. Ini adalah komersialisasi dan kapitalisasi yang sangat besar dari perputaran kredit riba dan uang yang diciptakan dari angin, dengan satu tujuan yaitu untuk melanggengkan perbudakan massal dari para bankir.

Masyarakat atau siapapun dibuat tidak berdaya, lumpuh. Pulang bekerja kamu sangat letih secara mental dan fisik, sudah tidak bisa berfikir lagi, shalat bukan lagi sebuah kecintaan, tapi tinggal ritual tanpa makna. Besok pagi bangun dan siap diperas kembali oleh sistem riba. Mereka para pemodal seolah menciptakan lapangan kerja, seolah membuat pertumbuhan, membangun ini dan itu, padahal bukan! mereka sedang menjalankan sistem riba yaitu bank, uang kertas dan hutang berbunga. Yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin bertambah miskin. Astagfirullah

Riba yang kita remehkan hari ini bukan tanpa resiko, riba merusak tauhid, merusak lahir dan batin baik yang terlibat secara langsung ataupun tidak. Tidak peduli apakah itu pemilik bank itu seorang muslim atau bukan, seorang tokoh, seorang terpelajar, seorang Ulama atau bukan pada kenyataannya mereka menjalankan agenda dari musuh Allah tersebut. Periba adalah musuh Allah dan rasul. Telah tampak kerusakan di darat, air dan udara?

Dibalik semua ini, setelah kamu dapat melihat, para bankir atau rentenir pemilik modal itu hidup dengan nyaman atas keringat dan darah seluruh umat manusia, sistem riba ini legal dimata hukum buatan manusia tapi tidak legal dimata Allah. Kalau kita tidak segera sadar dan berbuat sesuatu maka semua hidup dan aset nyata kita emas, perak, tanah, warisan, hutan, mineral dan semua yang diberikan secara percuma oleh Allah akan dirampok oleh rentenir perbankan. Apapun yang kamu usaha dagang dan jasa bangun atas sistem riba ini akan runtuh dalam semalam, karena itu semua dalam kuasa mereka.

Lalu, apakah kita akan tinggal diam? Apakah kamu akan membiarkan para rentenir musuh Allah ini menjajah, menginjak, menistakan keluarga, tetangga, teman, saudara dan anak cucu kita untuk menjadi budak mereka? bangun, bangun saudara dan sadarlah! sistem riba adalah masalahnya, mari kita bersatu dalam cinta kepada Allah dan rasul untuk membersihkan kotoran riba dari kehidupan kita hari ini, jihad kita hari ini adalah memerangi (meninggalkan) riba. Islam dengan teladan dari Rasulullah shallallahu alaihi wassalam mengajarkan kita untuk hidup mulia, bukan sebaliknya.

Kita memang perlu menghimbau Pemerintah, Pejabat, Ulama, Cendikiawan, Budayawan ataupun Tokoh untuk menyadari hal ini dan berubah, tetapi jika mereka tidak mau mendengar dan berubah, maka kita yang harus berubah, kita tidak perlu menunggu mereka. Kita harus mulai dari lingkungan terdekat kita, kembali shalat berjamaah, mengembalikan kembali semangat gotong royong dalam kehidupan. Mengenali apa itu riba dan segala aspeknya lalu melarang dan meninggalkannya secara bertahap atau sekaligus. Insyaallah.

Bagaimana cara memulai dan memerangi sistem riba ini? Pertama kita diminta untuk beriman dan bertakwa, mentaati Allah dan rasul, jangan menjadikan musuh Allah atau mereka (cara hidup mereka) masuk dalam kehidupan kita. Segera mulai menggunakan dinar dan dirham murni, mulia menabung, mahar dan untuk pembayaran zakat maal, lalu apa lagi?

Sumber : lihat www.dinarfirst.org
Video :http://www.youtube.com/watch?v=p-0NijOSfis&feature=c4-overview&list=UUDY87EIgPCCRpGcSqNdhaSg

Wallahu A'lam Bissawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar