Badan Intelejen Amerika Serikat, CIA (Central Intellegent Agency)
membentuk lembaga dana sosial bernama "Asia Foundation" yang mengucurkan
dana 1,4 milyar dollar per tahun. Badan ini sebagai pengusung dan
sponsor gerakan SEPILIS yaitu penyakit Sekulerisme, Pluralisme dan
Liberalisme yang merusak akidah agama. Ini mereka lakukan untuk
melemahkan kaum muslimin, mereka tau
kalau kaum muslimin bersatu mereka akan bisa mengalahkan kaum yahudi.
Sebagaimana kita ketahui kalau bayang bayang dibalik kepemimpinan
presiden Amerika (termasuk Barrack Obama) adalah Yahudi. Presiden cuma
sebagai boneka yang bisa diperintah sesuka mereka. Sekali lagi, jangan
percaya media.
__________________
Bismillaahirrahmaanirrahii
Islam liberal adalah nama sebuah gerakan dan aliran pemikiran yang
bermula dari sebuah ajang kongkow-kongkow di Jalan Utan Kayu 69H,
Jakarta Timur. Tempat ini sejak 1996 menjadi ajang pertemuan para
seniman sastra, teater, musik, film, dan seni rupa. Di tempat itu pula
Institut Studi Arus Informasi (ISAI) yang salah satu motor utamanya Ulil
Abshar Abdalla berkantor. Bersama Goenawan Mohammad (mantan pemimpin
redaksi Tempo) serta sejumlah pemikir muda seperti Ahmad Sahal, Ihsan
Ali Fauzi, Hamid Basyaib dan Saiful Mujani, Ulil kerap Menggelar diskusi
bertema ‘pembaruan’ pemikiran Islam.
Setelah berdiskusi sekian
lama pada akhir 1999 Ulil dan kawan-kawan sepakat memperkenalkan serta
mengkampanyekan pemikiran mereka dengan bendera Islam Liberal. Lalu
untuk mengintensifkan kampanyenya mereka membentuk wadah Jaringan Islam
Liberal (JIL) pada Maret 2001.
Dengan ditunjang kucuran dana
dari Asia Foundation kampanye Islam liberal gencar dilancarkan melalui
berbagai cara. Mulai dari forum kajian dan diskusi, media cetak hingga
media elektronik. Media internet juga tak ketinggalan mereka garap.
Mula-mula dengan membuat forum diskusi internet (mailing list) yang
tersebut diatas, kemudian dilanjutkan dengan membuat situs web,
alamatnya www.***lib.com.
Kampanye lewat media cetak dilakukan
sangat gencar. Selain melalui majalah seperti Tempo dan Gatra, JIL
mendapat porsi publikasi besar di koran Jawa Pos dan 40 koran daerah
yang tergabung dalam Jawa Pos-Net. Dengan nama rubrik Kajian Utan Kayu,
setiap hari Ahad JIL mendapat jatah satu halaman penuh untuk diisi
tulisan para pengusung ide Islam liberal, antara lain Nurcholish Madjid,
Azyumardi Azra, Jalaluddin Rakhmat dan Masdar F Mas’udi.
Kampanye melalui media elektronik mula-mula cuma disuarakan melalui
kantor berita radio 68H yang mengudarakan dialog interaktif setiap Kamis
sore. Belakangan siaran itu kemudian di-relay oleh tak kurang 15
stasiun radio se-Indonesia yang tergabung dalam jaringan 68H, sehingga
dapat disimak oleh para pendengar dari Aceh hingga Manado. Di Jakarta
siaran JIL di-relay oleh stasiun radio dangdut Muara FM.
Adapun
istilah Islam liberal dipilih oleh kalangan JIL untuk menamakan gerakan
dan pemikiran mereka, nampaknya lantaran mereka mendapat insipirasi
dari buku Liberal Islam: A Sourcebook karya Chares Kurzman (edisi bahasa
Indonesia berjudul Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer
tentang Isu-isu Global, diterbitkan oleh Paramadina), sebab dari buku
itu pula JIL meminjam enam agenda rumusan Charles Kurzman. Enam isu itu:
antiteokrasi, demokrasi, hak-hak perempuan, hak-hak non-Muslim,
kebebasan berpikir dan gagasan tentang kemajuan.
Wallahu A'lam Bissawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar