Rabu, 23 Juli 2014

Sikap BEM Seluruh Indonesia Pasca Penetapan oleh KPU


Sikap BEM Seluruh Indonesia Pasca Penetapan Presiden dan Wakil Presiden terpilih oleh KPU

Pernyataan Prabowo Subianto menarik diri dari proses Pilpres yang sedang berlangsung menuai kontroversi di masyarakat. Dugaan kecurangan Pilpres secara terstruktur, sistemik, dan massive yang tidak ditindaklanjuti dengan serius oleh KPU disampaikan sebagai dalil penarikan diri tersebut. Akhirnya perang wacana digaungkan di berbagai media.

Masih ada riak-riak di masyarakat berupa wacana deligitimasi KPU terkait pernyataan Prabowo Subianto. Sementara ajakan untuk legowo bagi elit politik dan pendukung koalisi Merah Putih sudah banyak disampaikan oleh berbagai pihak.

Melihat fenomena tersebut, aliansi BEM Seluruh Indonesia perlu memberikan sikap demi menjaga keutuhan bangsa dan kepastian hukum di negara kita. Secara konstitusi sudah ada hasil yang ditetapkan siapa presiden dan wakil presiden terpilih. Sehingga kiranya perlu ada penguatan berupa klarifikasi terbuka oleh KPU atas political statement yang disampaikan Prabowo Subianto. Artinya masalah wacana ini harus diselesaikan dengan segera.

Minggu, 13 Juli 2014

Aku Berkicau

Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama
Saat senja,
Aku bersuara

                    Wahai semesta …
                    Aku ingin bercerita
                    Menceritakan yang selama ini terbenam dalam jiwa
                    Jiwa yang sering termenung dalam kesah
                    Jiwa yang sering tersenyum dalam ceria
                    Maka dengarlah!

Wahai dunia …
Aku ingin bercakap
Bercakap tentang eloknya hidup ini
Hidup yang penuh dengan lubang tantangan
Hidup yang penuh dengan indahnya perjuangan
Maka dengarlah !

                    Wahai adinda …
                    Aku ingin berkata
                    Menyatakan semua tentangku padamu
                    Padamu dimana aku menjadi bayang
                    Padamu dimana perasaanku telah matang
                    Maka dengarlah !

Wahai Tuhan …
Aku ingin bermunajat
Memunajatkan apa yang ingin dipinta dalam sanubari
Sanubari yang selalu terlena nikmat duniawi
Sanubari yang selalu ingin dekat pada sang pengasih
Maka ijabahlah !


Senandung Pada Mendung

Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama

Sang surya bersembunyi dibalik awan kelam
Udara dingin kian merasuk tulang
Ini permainan alam
Membuat alam semakin gilang

Nyamannya mata ketika memandang
Memandang eloknya daun bergoyang
Ditemani sejuk angin berhembus
Sayu pun terhapus

Kicauan burung berseri-seri
Yang singgah pada pohon yang menari
Sebagian insane inginkan ini

Aku menatap langit membawa asa
Asa penuh pesona

Aku berharap terbang kesana
Sembari berdoa untuk kita

Meski ku pahami ini fatamorgana
Meski ku sadari ini maya
Ingin rasanya terus bahagia

Sabtu, 12 Juli 2014

PEMUDA

Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama

Wahai pemuda  bangsa
Bangun dan bangkit
Buka matamu
Lihat tanah ibu
Tanah ibu pertiwi

Kini tanah kita terinvasi
Bukan karena asing atau koloni
Tapi saudara pribumi
Asli dalam negeri

Mereka penuh dusta nan cerdik
Mereka pandai namun licik
Tatanan negeri mereka obrak-abrik

Bangun kawan
Jadilah mentari pagi
Keluar dari jeratan leka dan malas
Jadilah bak perwira
Perwira di bumi pertiwi
Demi teman, sahabat, dan keluargamu

Demi negeri mu, demi bangsa mu, demi Indonesia.


Aku, Kau, dan Kontradiksi


   Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama


    Kau oase ditengah gurun 
    Kau madu dalam racun
    Kau cahaya dikala gulita
    Kau suara dalam kata     

Kau syahdu dalam kebisingan
Kau logika yang membodohkan
Kau rasi kebenaran dalam kebingungan
Kau pelangi yang menghapus kelamnya awan

    Aku terbakar dalam dinginnya lakumu
    Aku membeku dalam hangatnya senyummu
    Aku pecundang namun pemenang
    Pemenang atas mu kelak, karena hatimu kan ku sandang

Dirimu kebahagian ku penawar pilu
Kendati kau duga ini rancu

Semua ini yang ku mau

DIA

Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama

Terang mentari menyusuri tiap jengkal tanah
Bunga mawar masih merekah
Pun langit masih biru
Hilanglah semua pilu

    Namun aku mendiam
    Terlamun dan teringat
    Gadis yang selalu memikat
    Yang  indah dalam rasa hasrat
    Terpesonalah yang menjadi akibat

Pekat hitam rambut panjangnya
Menyusuri mimik wajah indahnya
Sumringah senyumnya
Melekat padu pada parasnya
Tatapan tajam mata eloknya
Gila aku jadinya

    Aku terbuai dalam gelora khayalan
    Dan meminta Tuhan tuk menyatukan
    Seraya aku berusaha wujudkan
    Demi bahagia, tatkala dimasa depan
    Demi dia
    Hanya dia

Jumat, 11 Juli 2014

Hati dan Puisi

Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama

Kicauan pipit bersenandung
Ayam pun berkokok
Aksara kini mulai terangkai
Hendak melukiskan suasana hati

                  Pernah gulita menjadi teman
                  Pernah diam menjadi kawan
                  Aku tenggelam dalam bosan
                  Tak tau bagaimana diri menyampaikan pesan

Mampu ku hanya menulis
Bisaku hanya berandai
Tak peduli apakah tersampai

                  Pulpen tegak dalam genggaman
                  Kertas putih tergores tinta
                  Tinta yang menggambar kata
                  Kata pun mulai terangkai dalam sajak
                  Sajak berkombinasi menjadi puisi

                  Itulah iklim hati diri ini, puisi.

Dungunya Aku

Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama

Aku terbelenggu dalam lamunan
Dihembus desiran angin jelang hujan
Terbayang bagaimana tentang kita akan
Mungkinkah kita berpadu dimasa depan

Aku tahu
Mungkin kau tak pernah inginkan ku
Aku tahu
Mungkin salahku inginkan mu
Aku tahu
Dan selalu tahu

Andai dirimu tahu
Gelora rasa ini tak pernah padam dalam sanubari
Kau kan selalu ada dalam naluriku
Batin senantiasa tersiksa karena rindu
Relakan kau sendiri kini, dungunya aku


Ingin Ku

Oleh: Rozy Ahimsyah Pratama

Kala sore dingin
Aku melepaskan semua aksara dalam tulisan
Tulisan tentang yang aku ingin
Yang tak pernah terucap oleh lisan

Kutatap langit-langit
Cuma satu hal terbesit
Masa depan inginku bersamamu
Yang aku yakin itu walau semu

Tiap waktu pertanyaan tentangmu kian timbul dalam fikir
Tiap waktu dalam malamku ku habiskan dengan memandangmu
Memandang dari berkas memoriku tentang kamu
Tentang kita, yang inginku mendekat


Perasaan yang dipendam ini
Selalu merisih hati dan diri
Ku tak berani ungkapkan ini
Itu yang aku sadari kini

Kamu yang terpatri dalam sanubari
Yang selalu membelenggu hati
Aku mencinta namun benci
Benci bila kamu dekat dengan lain lelaki

Karena kamu dinamika indah kehidupan
Itu yang menjadikan  kamu sangat berkesan
Karena kamu kian melintas tatkala malam
Itu yang menjadikan kamu sangat mendalam
Kamu, kamu yang diingin

Walau semua tampak imaginer