Rabu, 08 November 2017

Trilogi ikrar monumental Sumpah Pemuda

Trilogi ikrar monumental Sumpah Pemuda
Rozy Ahimsyah Pratama.

     Kristalisasi dari gerakan bernafaskan perjuangan itu berujung pada peristiwa hitoris bakal lahirnya satu negara. Semangat bersatu dan bergerak menjadi batu fondasi dalam menghimpun sumber kekuatan khususnya golongan muda. Tekanan amoral dan derita tidak manusiawi yang telah dirasakan sejak masa kolonialis Portugis, Spanyol, hingga pendudukan Belanda sudah cukup menjadi alasan untuk berteriak lantang merdeka kala itu. Namun tak bisa, merdeka adalah kata yang pantang didengar oleh kepolisian Belanda.

     Berangkat dari rasa dan nasib yang sama, kaum intelektual muda bernisiatif berbaiat dan berjanji setia berjuang bersama demi bangsa dan tanah air nya. Tatanan sosial borjuis Belanda era penjahahan tak dapat diterima di bumi Indonesia, pribumi dijadikannya kaum proletariat terkungkung dalam kesusahan sedangkan kolonial mengeruk keuntungan secara permisif. Tak ada ruang satu jengkal pun bagi penindas di bumi pertiwi. Akhirnya, manifesto dari semua itu adalah tiga konsepsi buah pemikiran Moh. Yamin dlm kongres Sumpah Pemuda II.